Cara Menurunkan Bounce Rate Blog

Cara-Menurunkan-Bounce-Rate-Blog

Pernahkah anda berpikir kalau semakin tinggi bounce rate artinya blog kita kurang berkualitas? Karena mendengar desas-desus begitu anda menjadi khawatir dan bersikukuh ingin menurunkannya segera.

Apakah benar memang seperti itu? Lalu bagaimana cara menurunkannya? Akan coba saya bahas dalam artikel ini

Apa itu Bounce Rate?

Bounce rate atau rasio pantulan adalah rasio yang menggambarkan seberapa banyak pantulan / pentalan yang dilakukan oleh pengunjung blog kita.

Sebagai contoh ada user A yang berkunjung ke blog kita. Si A ini hanya mengunjungi satu halaman dari blog kita misalnya di satu halaman artikel tertentu. Lalu kemudian langsung keluar begitu saja.

Selanjutnya ada user B yang masuk ke salah satu halaman artikel kita, ternyata B ini tidak hanya berkunjung disitu saja dia melanjutkan selanca internetnya ke halaman lain di blog kita. Inilah yang disebut dengan pentalan, user B tidak langsung keluar setelah mengunjungi satu halaman tetapi "terpental" ke halaman lain juga.

Jadi secara sederhana cara menghitung nilai bounce rate adalah dengan menghitung jumlah pengunjung yang hanya berkunjung pada satu halaman saja dibagi dengan pengunjung total.

Dengan ilustrasi user A dan user B tadi maka didapatkan nilai bounce rate sebesar (1/2)*100% = 50%

Cara Mengecek Nilai Bounce Rate

Untuk bisa mengecek besaran bounce rate blog, pastikan terlebih dahulu blog kita sudah terhubung dengan google analytics. Google analytics menyediakan data-data teknis dari blog salah satunya nilai bounce rate ini.

Cara melihatnya adalah pergi ke Behaviour di sebelah kiri halaman, lalu pilih tab Overview. Anda akan melihat data-data seperti pada gambar berikut.

cek-nilai-bounce-rate

Preferensi Besaran Bounce Rate Berdasarkan Jenis Website

Setelah melihat nilai bounce rate masing-masing, biasanya timbul pertanyaan.
Berapa nilai optimum atau berapa nilai bounce rate yang bisa dikatakan bagus untuk suatu blog/website?

Aduh bounce rate saya jelek nih, besar banget 70.29%. Blog saya nggak laku nih berarti

Eits, sebelum berpikir yang tidak-tidak dan malah hilang semangat ngeblog lihat dulu fakta mengenai benchmark atau patokan nilai bounce rate berdasarkan tipe websitenya. 

besaran-bounce-rate-berdasarkan-tipe-website
Sumber: https://cxl.com/guides/bounce-rate/benchmarks/

Suatu data menunjukkan bahwa sebenarnya ada semacam benchmark / nilai patokan dari bounce rate berdasarkan tipe websitenya. Nah dari gambar diatas ini terlihat bahwa rentang nilai bounce rate untuk blog itu berada di kisaran angka 65-90%

See, ternyata besar bounce rate blog saya saja masih dalam batas wajar loh di dalam rentang patokan buat tipe website berjenis blog.

Jadi jangan berkecil hati kalau merasa nilai bounce rate nya tinggi sekali mendekati 100% dan langsung beranggapan kalau blog kita ini kurang berkualitas atau bagaimana. Karena sebenarnya data juga menunjukkan sebagian besar nilainya memang seperti itu untuk tipe website jenis blog seperti blogger kita ini. 

Nah tetapi tidak menutup kemungkinan jika anda memang berniat ingin menurunkan nilai bounce rate blog, ada beberapa cara untuk menurunkannya. Karena mungkin buat beberapa orang besar bounce rate ini menjadi gambaran seberapa besar cakupan dan/atau popularitas seluruh halaman blognya.

Seperti contoh yang saya sebutkan diatas tadi, semakin rendah bounce rate maka artinya lebih banyak orang-orang yang betah sambil berkeliling ke halaman-halaman dari blog kita yang lainnya. Bisa menjadi indikasi kalau konten kita menarik orang, menjadi jujukan orang, serta mampu memberikan banyak informasi yang sedang dibutuhkan pengunjung yang datang.

Nah bagi Anda yang punya prinsip seperti itu. Tetap keukeuh dan punya semangat kuat untuk menurunkan bounce rate blog. Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba membahas hal tersebut. Langsung simak saja kita masuk ke topik utama mengenai cara-caranya dibawah ini.

Cara Menurunkan Bounce Rate

1. Mempercepat loading blog 

Kecepatan loading blog merupakan salah satu komponen yang bersinggungan dengan masalah user experience (UX). Pengunjung akan merasa lebih nyaman ketika tidak perlu menunggu waktu yang lama proses loading halaman blog yang dituju. 

Dan sebaliknya, jika proses loading blog anda terlalu lama bisa-bisa pengunjung anda akan langsung kabur tidak merasakan experience yang baik. Akibatnya akan berdampak pada peningkatan nilai bounce rate blog anda.

Oleh karena itu atur blog anda sedemikian rupa sehingga kecepatan loading blog menjadi lebih wush wush, sehingga pengunjung akan merasa nyaman selama berselancar di blog kita.

2. Mobile-friendly

Pengguna internet saat ini didominasi oleh mobile phone. Semudah itu mendapatkan informasi dari genggaman tangan.

Orang akan cenderung mencari sesuatu dari perangkat mobile terlebih dahulu, Hal ini sesuai dengan fakta. Dari data Google Analytics blog saya menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung blog Tulisan Farizi ini mengakses lewat perangkat mobile, yaitu sekitar 60%an. Sok deh yang sekarang baca tulisan ini di layar hp angkat tangan dulu absen di bawah hahaha.

Oleh karena itu kita selaku blogger harus bersiap dengan hal ini. Bersiap dalam hal apa? Ya tentunya mempersiapkan blog kita se-responsive mungkin. Visibilitas blog yang fleksibel, yang harus bisa dinikmati dengan baik entah itu dari perangkat mobile, desktop ataupun tablet.

Responsivitas blog biasanya terkait tata letak elemen yang harus tertata dengan baik pada jenis layar yang beragam atau tidak berantakan, menu navigasi halaman jelas tidak bertumpuk-tumpuk dengan elemen lain serta tingkat keterbacaan font tulisan yang juga harus baik.

Jangan sampai kita melewatkan hal semacam ini yang sangat berpotensi membuat pengunjung merasa kurang nyaman ketika tahu blog kita tidak responsif atau mobile friendly.

3. Konten berkualitas

Berkali-kali saya selalu mencoba ikut menegaskan petuah bijak tentang konten kalau konten adalah rajanya, Content is the King

Jika ingin mendapat kepercayaan atau authority yang baik dari pengunjung maka kensekuensinya sudah sangat jelas, membuat konten yang berkualitas. Jangan setengah-setengah dalam membuat konten dengan alasan, "ah cuma blog aja kok, siapa juga yang cari info-info selengkap itu di blog". Alasan klasik yang juga sering saya buat sebagai alasan untuk tidak membuat tulisan sejelas dan selengkap mungkin.

Tapi jangan salah loh ya, kalau misal ternyata memang belum banyak yang membahas topik yang ingin anda angkat itu malah jadi ladang potensial buat meraih pengunjung sebanyak-banyaknya. Ya memang mungkin buat beberapa orang punya kecenderungan ketika melihat infonya itu dari blog bakal dilewatin. 

Tapi kalau tidak ada pilihan lain gimana? Ya sudah barang pasti toh bakal masuk ke blog kita-kita ini. Yang menyediakan informasi-informasi dengan penyampaian yang santai, menarik dan harapanyya mudah dipahami ya tentunya.

Lalu selain itu saran saya jangan membuat headline yang terlalu bombastis yang ternyata kurang relevan dengan isi konten utamanya, hanya berisi tulisan recehan atau malah isinya cenderung ngalor ngidul tidak jelas arah kesimpulannya kemana.

Dengan melakukan hal-hal semacam itu, sudah barang pasti jika kita berposisi sebagai pengunjung akan langsung menutup halaman blog kita dan tidak menghiraukan isi atau halaman lainnya. 

Jadi sebisa mungkin manjakan pengunjung dengan konten-konten yang berkualitas agar mendapatkan atensi lebih dari warganet yang haus akan informasi dari blog kita.

4. Maksimalkan Internal Link

Internal link merupakan salah satu hal teknis yang bisa kita lakukan untuk bisa menurunkan nilai bounce rate. 

Dengan menautkan artikel lain dengan anchor text yang jelas, pengunjung akan aware dengan hal tersebut. Barangkali ternyata kita sedang mencari hal tersebut yang berhubungan maka kenapa tidak kalau bisa membacanya? 

Istilahnya sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Dalam hal ini sekali browsing dalam satu blog, dua tiga informasi bisa digali. Aseek.

Saya ingin memberikan sebuah contoh yang menarik dan juga sedang saya ikuti perkembangannya. Salah satu website dengan struktur internal link yang cukup komprehensif adalah Search Engine Journal.

Search Engine Journal adalah website yang membahas tentang SEO, mungkin anda yang sedang belajar SEO seharusnya juga tahu website ini.

Nah yang menarik dari website ini adalah banyaknya tautan yang mengarah ke artikel lain. Dalam satu artikel sendiri saja terdapat lebih dari belasan tautan yang merujuk pada artikel lainnya. 

Ibaratnya orang sedang memancing ikan, mereka ini punya banyak sekali umpan yang disebar untuk bisa mendapatkan mangsanya. Menarik mangsanya yaitu kita yang sedang berselancar ria di internet pada website tersebut untuk terus bergerak dari satu halaman ke halaman lainnya.

Menurut saya ini adalah strategi yang paling powerful dalam menurunkan bounce rate disamping membuat artikel yang komprehensif dan juga beragam pembahasannya. Saya rasa dengan adanya internal-internal link tersebut, nilai bounce rate dari website SEJ mungkin berkisar antara 20an persen ya. Atau bahkan bisa jadi lebih kecil lagi.

Terbukti dari saya sendiri yang juga sering berkunjung disana selalu menemukan halaman lain yang menarik untuk dibaca setelah membaca suatu artikel pada halaman tertentu.

Oleh karena itu anda harus mulai memasang internal link yang mengarah pada halaman anda yang lain tentunya dengan menggunakan anchor yang jelas dan sesuai sehingga pengunjung tersodorkan pilihan untuk bisa pergi ke seluruh bagian blog / website kita.

5. Perbanyak Artikel

Hal ini masih terkait dengan poin sebelumnya. Kalau ingin menanamkan internal link dalam jumlah banyak pastinya harus dibarengi dengan jumlah artikel yang dipublish. Artinya anda juga harus senantiasa bersemangat dalam menulis konten disamping tetap menjaga kualitasnya seperti yang sudah saya paparkan pada poin sebelumnya.

Contoh yang saya ambil masih sama ya yaitu website SEJ tadi. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, mereka ini membahas SEO sedemikian rupa lengkapnya.

Beragam bahasan mengenak SEO ada didalam website tersebut. Selain beragam pembahasan tiap artilelnya pun sangat lengkap sehingga sangat potensial untuk sedikit menyinggung kata kunci dari artikel lain. Oleh karena itu internal link dapat dibangun dengan mudah.

Semakin banyak artikel, semakin banyak pula internal link yang bisa ditanam. Akibatnya akan semakin banyak pula pilihan informasi yang bisa kita tawarkan pada pengunjung yang pastinya bertujuan untuk menurunkan nilai bounce rate blog.

Akhir kata
Kembali lagi, pembahasan mengenai bounce rate ini adalah secuplik faktor yang menggambarkan kualitas blog itu preferensi masing-masing. Bounce rate hanyalah secuplik faktor yang bisa dioptimasi untuk meningkatkan kualitas blog kita. Masih banyak faktor-faktor lain yang tentunya bisa anda optimasi juga. 

Semoga cara-cara diatas bisa menurunkan tingkat bounce rate setelah anda terapkan pada blog masing-masing dan silahkan boleh berkomentar dibawah tentang bagaimana pengalaman anda saat menurunkan nilai bounce rate blog serta bagaimana hasil yang didapatkan, apakah masih tetap di kisaran biasanya atau bisa turun. 

Posting Komentar