“The illiterate of the 21st century will be not those who cannot read & write, but those who cannot learn, unlearn & relearn.”
Quote dari Alvin Toffler ini, cukup mengena ketika saya mulai membaca dan mencoba memahaminya. Rasanya konsep ini akan sangat berguna bagi para pembelajar yang masih haus akan kemampuan baru. Nyatanya hal ini sudah pernah saya terapkan sebelum membaca salah satu tulisan yang membahas hal ini. Kali ini saya ingin coba sedikit menuliskan konsep ini berdasarkan pandangan saya.
Konsep Learn Unlearn Relearn
Learn
Ketidaktahuan ataupun ketidakterampilan adalah tahap awal dari mempelajari sesuatu. Apapun itu yang menarik minat kita untuk dapat dipahami memerlukan suatu proses penting yaitu belajar.
Belajar mengubah kita yang awalnya tidak tahu dan tidak terampil menjadi seseorang yang lebih tahu dan lebih terampil. Hidup kita pastinya tidak akan pernah lepas dengan pembelajaran. Setiap detik yang kita jalani bisa jadi mengajarkan hal pokok mendasar yang mungkin kadang tidak kita sadari saja dimana letak pembelarannya. Untuk itulah kita diarahkan untuk menempuh pendidikan di sekolah, agar bisa memperoleh pengalaman bagaimana rasanya belajar dengan arahan dan bantuan dari para guru.
Baca juga artikel mengenai Cara Mengatasi Kesulitan Mengingat Pelajaran
Apakah setelah kita lulus sekolah berarti masa belajar kita sudah selesai? Oh tentu tidak. Pelajaran hidup tidak akan pernah berhenti sampai kita sendiri yang memutuskan untuk berhenti belajar. Tetapi bagi beberapa orang yang sudah menemukan ritme, sepertinya tahap belajar dapat diatasi dengan baik
Unlearn
Kita mulai mengaplikasikan hasil pembelajaran itu secara riil di lapangan setelah menyelesaikan tahal belajar sebelumnya. Karena kapasitas pemahaman seseorang pasti berbeda-beda serta kemungkinan adanya miskonsepsi maka bukan tidak mungkin ada beberapa hal yang menyimpang dari pemahaman tersebut.
Baca juga artikel mengenai Cara Menjadi Fast Learner
Disinilah proses evaluasi menjadi penting. Perlu adanya pihak yang dapat mendampingi kita untuk mengetahui apakah pemahaman kita sudah betul. Salah satunya adalah menerima pendapat dari orang yang lebih berpengalaman sepertj guru, dosen, mentora atau instruktur dll. Dengan begitu kesalahan akan bisa tampak dan dapat ditindaklanjuti yaitu dengan membuang/meninggalkan pemahaman tadi.
Jujur memang sepertinya tahap ini jauh lebih sulit ketimbang dua tahap yang lain maka dari itu kebijaksanaan sangat berperan penting disini. Agar supaya kita tidak terus-menerus terjebak dalam kesalahan.
Relearn
Setelah konsep-konsep yang salah berhasil kita hilangkan dari pikiran inilah saatnya bagi kita untuk mengisi kembali kekosongan itu dengan ilmu yang sudah benar. Tentunya relearn ini akan lebih bagus apabila didampingi dengan guru, mentor atau instruktur yang dapat mengarahkan kita kearah yang benar.
Lengkaplah sudah pengetahuan kita. Jadi kalau diumpamakan awalnya kita hanyalah sebuah gelas yang masih kosong. Kemudian sedikit demi sedikit gelas diisi dengan air putih. Tetapi ternyata ada beberapa kotoran yang ikut tertuang kedalam gelas tersebut. Alhasil gelas kita tidak sepenuhnya berisikan air yang bersih.
Ternyata setelah ditelisik lebih lanjut sumber air yang digunakan untuk mengisi gelas tadi kurang baik kebersihannya. Oleh karena itu kita mau tidak mau terpaksa harus membuang seluruh air plus kotoran dari dalam gelas.
Baru kemudian kita mencoba lagi mengisi gelas dengan air yang sudah dipastikan kebersihannya. Dengan begitu gelas kita akan berisi air yang sepenuhnya bersih dari segala kotoran. Semuanya berkat kemauan untuk mengosongkan terlebih dahulu apa yang sebelumnya salah.
Baca juga artikel mengenai Tips Mengerjakan Segala Sesuatu dengan Enteng
Akhirnya proses belajar kita sudah lengkap dan mencapai suatu garis finish sekaligus garis start lagi. Berhasil mempelajari sesuatu bukan berarti pembelajaran harus berhenti sampai disitu saja. Masih banyak hal bermanfaat diluar sana yang dapat dipelajari selama kita masih diberi kesempatan untuk hidup.
So, tetap semangat buat anda semua terutama yang sedang menjalani proses pembelajaran diluar sana, karena percayalah tidak ada satu hal pun yang tidak dapat dipetik manfaatnya dari suatu proses pembelajaran
Akhir kata dari saya
Terima kasih
Analogi ini juga bisa terjadi dlm pembelajaran anak SMK. Disekolah mungkin diajarkan praktek sesuai prosedur. Nanti di saat PKL terkadang praktek TDK sesuai pprosedur.Kemudian nanti kembali lagi ke sekolah,,dan harus sesuai prosedur lagi
BalasHapusSecara ringkasnya berarti ada tahap di mana kita belajar teori, mempraktikkan ilmu secara nyata, lalu menyaring ilmu-ilmu yang sesuai dengan yang telah kita pelajari dan kita hubungkan dengan praktik yang sudah dilakukan sebelumnya. Begitukah?
BalasHapussetelah menyaring ilmu-ilmu tersebut, sekiranya kalau ada ilmu yang salah nanti akan "dihapus/dilupakan" dan diganti dengan ilmu yang benar. jadi penerapan ilmunya diharapkan tidak menyimpang
HapusNah, konsep ini perlu diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari sih gan. Yang jadi pernyataan, apakah konsep ini mirip dengan konsep amati, tiru, modifikasi gan?
BalasHapuskalau menurut saya konsep ini beda gan sama ATM, karena kalau ATM kita seakan-akan menganalisis kompetitor atau yang semacamnya lah ya.
Hapussedangkan kalau konsep ini adalah belajar dengan cara tahapan-tahapan tertentu, yang berusaha menjamin hasil ilmunya itu bakal sesuai tidak menyimpang dari seharusnya
Ternyata ada prosesnya ya, jika mau memahami sesuatu yang baru dipelajari, kebanyakan orang mempelajari sesuatu hanya konteks saja, tetapi untuk konten belum dipelajari sepenuhnya.
BalasHapusSangat bermanfaat bung. Belajar merupakan awal proses pemahaman tidak tau menjadi tau. Dan itu perlu direvisi dr hasil praktik pembelajaran di lapangan (relearn)
BalasHapusSetuju sekali, dalam proses belajar perlu banget menerapkan ketiga konsep di atas. Walaupun kenyataannya cukup sulit, tapi hasilnya memang worth it...
BalasHapusTips yang mantap ni, apalagi didukung teknologi yang sekarang sudah berkembang dengan sangat pesat. Semua ilmu dan informasi bisa didapatkan melalui internet. Saat ini siapa yang mau dialah yang akan bisa
BalasHapusSayangnya, kita tuh di dunia pendidikan saat ini dijejal dengan teori. Jadi mau gak mau kudu hapal itu teori. Misal minggu depan ulangan biologi, eh h-1 nya baru belajar, terus sudah ulangan lupa. Learn to forgotten, eh benar gak sih bhs inggrisnya wkkwk
BalasHapusIya nih bener. Jadinya abis learn langsung seketika unlearn, langsung ludes ilmunya
Hapusmenurut saya kata unlearn itu kurang tepat gan.
BalasHapuskarena agan menjelaskan tahap ini adalah dimana "Kita mulai mengaplikasikan hasil pembelajaran itu secara riil di lapangan setelah menyelesaikan tahal belajar sebelumnya"
karena menurut saya tahap ini juga tahap belajar, dimana kita belajar menerapkan ilmu/theory yang kita sebelumnya. mungkin lebih tepatnya [learn, aplications and relarn], logis kan tahapannya kalo gini : kita belajar (teori) kita terapkan ilmu/teorinya (applications) dan belajar lagi (relearn) bisa untuk ngembangin atau memperbaiki kesalahan yg kita alami saat penerapannya.
tio-iotomagz
Penjelasannya ada di paragraf kedua gan. Yang membuang / meninggalkan pemahaman tersebut. Memang benar setelah belajar pasti harus diaplikasikan. Hanya saja yang baik itu adalah menyingkirkan pemahaman yang salah dahulu, nah disitulah yang namanya unlearn
HapusWah terimakasih gan dapet ilmu lagi tentang konsep Learn,Unlearn,Relearn. Semoga berkah ilmu yang agan bagikan di artikel ini
BalasHapusSaya kurang paham yang di baca tapi ini keperluan bw harus komen:)
BalasHapusyah brarti agan kurang cocok nih sama bw, lalu ngapain ikut bw kalo gitu gan? :)
HapusMantap gan jadi menambah ilmu 👍👍👍
BalasHapus