Investasi saham menjadi salah satu topik yang menarik untuk dibahas dengan booming-nya tagline "Yuk Nabung Saham" yang digaungkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menarik minat masyarakat memulai berinvestasi saham. Bagi anda yang mungkin sekarang sedang penasaran bagaimana sih caranya untuk memulai berinvestasi saham, langkah-langkah apa yang mesti dilakukan untuk bisa berinvestasi saham. Nah kali ini saya akan coba membahasnya dalam beberapa Langkah Memulai Investasi Saham untuk Pemula.
Anda sebenarnya bisa membaca tutorial cara mulai investasi saham yang sangat mudah dipahami pada website resmi Yuk Nabung Saham, tapi disini saya ingin menambahkan beberapa langkah dengan sentuhan saya berdasarkan pengalaman saya sendiri dalam memulainya beberapa waktu yang lalu. Langsung saja berikut adalah beberapa langkahnya.
Pakai "Uang Dingin"
Anda pernah mendengar istilah "Uang panas" atau "Uang dingin"? Secara singkat uang panas adalah uang yang akan kita pergunakan dalam jangka waktu yang dekat. Contoh uang yang dialokasikan untuk kebutuhan sehari-hari seperti belanja sembako, makanan, tagihan listrik dll.
Uang panas berputar secara cepat berpindah-pindah dengan cepat pula, beberapa waktu masih kita pegang beberapa waktu kemudian dusah berpindah tangan dair kita. Berbeda dengan uang panas, uang dingin adalah uang yang tidak kita pergunakan dalam jangka waktu yang dekat. Uang ini seperti simpanan untuk masa depan yang sewaktu-waktu mungkin kita butuhkan ketika berada dalam keadaan darurat seperti sakit, ataupun simpanan untuk biaya pendidikan anak atau cucu di masa depan misalnya.
Nah dalam berinvestasi saham, hal terpenting pertama yang dilakukan adalah menyediakan uang dingin untuk membeli saham. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir resiko yang sangat mungkin terjadi dalam investasi saham. Saham memang menawarkan potensi keuntungan yang fantastis namun juga perlu diketahui resiko nya juga akan ikut tinggi. Jadi dengan menaruh uang dingin untuk alokasi investasi saham, maka siklus keuangan kita tidak akan terganggu secara langsung ketika tiba-tiba kita mengalami kerugian pada saham kita.
Untuk besarannya sendiri, tergantung porsi dari masing-masing pribadi. Berapa persen jumlah yang dialokasikan untuk simpanan jangka panjang dalam bentuk saham ini. Beberapa orang mungkin menyisihkan sekitar 10% dari total pendapatannya setiap bulan untuk kemudian diinvestasikan dalam bentuk saham, dan tidak ada aturan khusus tentang persentase ini semua bergantung pada diri anda masing-masing. Sesuai tujuan dan harapan saja.
Memilih Sekuritas
Saat ini ada banyak sekali sekuritas yang sudah terdaftar dan bergerak secara legal dibawah BEI. Sekuritas sendiri merupakan broker yang menjadi perantara dalam proses jual beli saham. Masing-masing mempunyai keunggulan masing-masing baik itu dari segi besaran fee jual beli, berapa deposit minimum, atau kelengkapan aplikasinya.
Untuk pemilihan sekuritas ini sangat fleksibel bebas kepada anda asalkan sekuritas yang anda pilih sudah merupakan sekuritas yang terdaftar pada BEI. Selanjutnya anda dapat langsung melakukan proses registrasi mengikuti alur yang ada untuk membuka rekening saham.
Analisis / Memilih Saham
Disinilah faktor terpenting dalam memulai investasi saham. Kita harus benar-benar mengetahui saham apa yang ingin kita beli. Hal ini merupakan kewajiban yang harus dilakukan. Utamanya bagi anda yang memang memiliki target untuk berinvestasi dalam jangka panjang, kita pasti tidak mau apabila dalam jangka waktu tertentu saham yang kita yakini akan naik harganya eh malah turun karena ada beberapa hal yang menjadi katalis penurunannya.
Seringkali hal ini menjadi diabaikan karena masih banyak orang yang saya lihat cenderung lebih mudah mengikuti arahan atau yang biasa disebut sinyal dari beberapa pihak yang mengaku memiliki prediksi dari saham tersebut. Tidak salah sebenarnya mengikuti hal-hal tersebut, toh kalau memang ternyata prediksinya benar karena mereka benar-benar menganalisis saham tersebut dengan baik. Namun akan lebih terasa apabila hasil dari keuntungan kita benar-benar berasal dari kemampuan menganalisis sendiri. Selain itu akan memberikan jauh lebih banyak pembelajaran dari sana.
Nah untuk metodenya sendiri sudah saya coba jelaskan pada postingan saya sebelumnya tentang, setelah itu anda bisa memutuskan untuk mencari saham perusahaan yang bergerak di sektor apa, apakah itu sektor konstruksi, perbankan, industri kimia, atau infrastruktur dll.
Kemudian anda juga dapat menghitung alokasi dana yang diperlukan dan berapa potensi keuntungan dan kerugian dari sahamnya. Selain itu anda juga harus memperkirakan kapan waktu yang tepat untuk mulai masuk dan berapa lama harus anda hold hingga mendapatkan keuntungan sesuai yang diinginkan.
Konsisten Menambah Dana
Hal ini dapat anda lakukan apabila anda memiliki rencana untuk berinvestasi dalam jangka waktu yang panjang. Dengan rutin menambah alokasi dana pada saham yang diharapkan dapat meraup keuntungan, maka potensi keuntungannya juga dapat membesar. Penambahan dana juga dapat berfungsi untuk average down saham yang sedang turun. Average down sendiri adalah proses untuk menurunkan harga rata-rata dari saham yang sedang kita pegang.
Contoh: Saya 1 bulan lalu membeli 1 lot saham PTPP pada harga 1500, ternyata hari ini harganya turun menjadi 1400. Jadi saya memutuskan untuk membeli 1 lot lagi di harga 1400, maka harga average saya akan menjadi (1500+1400)/2 lot = 1450/lot. Nilai loss saya akan sedikit menurun dibanding sebelum averaging down dan dapat menjadi potensi keuntungan yang lebih tinggi apabila harga kembali pada harga 1500 nantinya.
Proses ini juga bisa dilakukan untuk averaging up yaitu menambah lot saham dengan harga average yang lebih tinggi. Dan semua itu sangat bergantung pada analisis anda dengan matang
Diversifikasi
Diversifikasi artinya penganekaragaman. Maksudnya disini adalah sebisa mungkin saham-saham yang kita pegang tidak hanya berasal dari satu sektoral yang sama. Contoh: Portofolio kita hanya berisi saham saham perbankan saja seperti BBNI, BBRI, BMRI dan BBCA.
Hal ini dimaksudkan agar ketika suatu sektor ternyata kinerjanya kurang baik karena ada beberapa katalis yang menghambat portofolio kita tidak terpengaruhi secara signifikan. Karena dalam satu tahun saja misalnya ada sektor-sektor yang sedang bagus-bagusnya dan ada juga yang malah lesu. Apalagi hal ini sangat berkaitan dengan kondisi ekonomi dari negara serta arah kebijakan pemerintah dalam ekonominya. Oleh karena itu, kita harus memperhitungkan sektor-sektor mana yang prospeknya bagus dan melakukan proses diversifikasi dengan memegang saham-saham yang berbeda sektor.
Hasilnya memang bisa saja ada sektor yang menghasilkan untung dan ada yang merugi. Namun apabila kita bisa memaksimalkan sektor yang bagus dengan baik maka kerugian dari sektor yang lesu akan tertutupi dari hasil keuntungan sebelumnya, lain halnya ketika kita hanya memegang dari satu sektor saja dan ternyata sektor tersebut sedang berada pada kondisi yang kurang baik maka kita hanya akan merugi terus.
Pertajam Insight Tentang Pasar
Bagi orang yang benar-benar awam dengan istilah-istilah persahaman, maka melihat chart atau membaca tulisan tentang saham juga akan terasa asing pada awalnya. Oleh karena itu diperlukan literasi tambahan seiring dengan berjalannya waktu.
Saya sendiri mulai mengikuti bacaan-bacaan dari entah itu berita ekonomi atau dari saluran stream pada aplikasi stockbit misalnya untuk mengikuti perkembangan dunia saham setiap harinya. Walaupun hanya sekadar membaca tapi hal ini apabila dibiasakan akan membentuk insight bagaimana pergerakan pasar di IHSG ini. Mulai dari apa itu Window Dressing, kapan sektor ini biasanya mulai bergerak ataupun kapan tanda-tanda resesi ekonomi mulai terjadi dan bagaimana efeknya pada harga saham.
Selain itu anda dapat membaca buku-buku tentang investasi seperti The Intelligent Investor karangan Benjamin Graham yang sangat fenomenal atau buku pengenalan saham yang juga sudah sangat banyak saat ini di pasaran. Literasi ini sangat penting untuk mengembangkan pengetahuan kita, mengubah keawaman kita menjadi lebih melek terhadap dunia persahaman tentunya.
Evaluasi Portofolio
Sebagai tambahan, evaluasi portofolio adalah upaya untuk mengetahui dimana sih letak kesalahan kita kenapa saham yang kita beli kok ternyata terus-menerus mengalami penurunan. Padahal kita sudah menganalisisnya secara matang didepan dan timing masuknya juga sudah pas.
Nah disini fungsi dari evaluasi, yaitu agar kita tidak mengulangi kembali kesalahan tersebut. Kesalahan yang berakibat pada kerugian dari modal kita dijadikan sebagai pelajaran di waktu yang mendatang. Saya sendiri mencoba melakukan hal ini dengan cara mengevaluasi saham yang utamanya sedang mengalami penurunan atau lagi minus.
Cek ulang kenapa hal ini bisa terjadi dan menentukan langkah selanjutnya agar kerugian yang dialami dapat tertutupi. Entah itu dengan averaging down atau dengan membeli saham baru dengan potensi keuntungan yang nantinya dapat menutupi kerugian yang sebelumnya. Intinya evaluasi ini berguna agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama kedepannya karena di dalam investasi saham kerugian akan mengurangi nilai modal kita dan itu akan buruk ketika terjadi terus-menerus.
Mungkin cukup sekian langkah-langkah memulai investasi saham untuk anda yang masih awam di dunia persahaman. Semoga keuntungan akan selalu datang kepada anda 😀
Posting Komentar